Rambut Jagung Sebagai Solusi Pencegahan Penyakit Berbahaya
Radikal bebas adalah molekul yang pada orbit terluarnya mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan, sifatnya sangat labil dan sangat reaktif (Soeksmanto dkk, 2007). Peranan reaksi radikal bebas pada makhluk hidup telah menjadi objek penelitian yang banyak diminati. Secara garis besar radikal bebas berperan penting pada kerusakan jaringan dan proses patologi dalam organisme hidup (Velazquez et al., 2003).
Radikal bebas yang berlebih dapat menyerang senyawa apa saja terutama yang rentan seperti lipid dan protein dan berimplikasi pada timbulnya berbagai penyakit degenerative (Amic et al.,2003). Hal ini dapat terjadi sebagai akibat kurangnya antioksidan dalam tubuh, sehingga tidak mampu mengimbangi terjadinya produk oksidasi setiap saat.
Sumber radikal bebas ada dua yaitu sumber eksogen dan sumber endogen. Sumber eksogen biasanya berasal dari luar tubuh seperti polutan udara, radiasi, zat-zat kimia karsinogenik, asap rokok, bacteri, virus dan efek obat (obat anastesi dan pestisida). Sumber endogen yaitu radikal bebas yang merupakan hasil metabolik normal dalam tubuh manusia seperti proses oksidasi makanan, proses oksidasi xantin dan olahraga yang berlebihan. (Fessenden and Fessenden, 1986 ; Sadikin, 2002 ; Murray, 2009).
Radikal bebas yang hanya mempunyai satu elektron akan menarik elektron dari molekul dalam tubuh, sehingga molekul tersebut berubah menjadi radikal bebas juga. Hal ini membuat radikal bebas bertambah banyak dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan sel.
Terlalu banyak radikal bebas dalam tubuh dapat membuat tubuh mengalami stres oksidatif. Stres oksidatif merupakan kondisi di mana jumlah radikal bebas dalam tubuh lebih banyak daripada pertahanan antioksidan (yang dapat mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas). Hal ini menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan sel dalam tubuh, seperti lipid, protein, dan asam nukleat. Radikal bebas yang berada dalam kadar tinggi akan berakumulasi di dalam tubuh sehingga memicu suatu fenomena stres oksidatif. Ini berarti radikal bebas dapat merusak berbagai struktur seluler, seperti DNA, protein, dan membran sel. Hasilnya, struktur tersebut akan mengalami proses oksidasi dan menjadi rusak.
Stres oksidatif ini kemudian dapat menyebabkan berbagai penyakit. Mulai dari radang sendi, penyakit jantung, aterosklerosis, stroke, hipertensi, tukak lambung, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, kanker, sampai menyebabkan penuaan. Radikal bebas dapat merusak kode DNA, sehingga sel baru tumbuh dengan tidak benar dan menyebabkan penuaan. Dalam berbagai studi dan teori, stres oksidatif karena radikal bebas dapat menyebabkan beragam penyakit, antara lain : Gangguan sistem saraf pusat, seperti Alzheimer dan demensia, Penyakit kardiovaskular karena arteri yang tersumbat, Gangguan autoimun dan inflamasi, seperti rheumatoid arthritis dan kanker, Katarak dan penurunan penglihatan terkait usia, Diabetes, Penyakit degeneratif genetik, seperti penyakit huntington atau Parkinson.
Tubuh manusia secara alami telah dilengkapi pertahanan antioksidan dari enzim-enzim seperti katalase, superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase, dan glutation S-transferase. Namun demikian, antioksidan tersebut belum dapat sepenuhnya mencegah kerusakan sel. Tubuh masih memerlukan antioksidan dari luar (Vaya dan Aviram, 2001).
Berbagai macam tanaman Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai sumber obat alam. Secara turun-temurun penggunaan bahan obat alam mampu memberikan perlindungan dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Terbukti bermanfaat melindungi tubuh manusia terhadap bahaya radikal bebas (Soong dan Barlow, 2004 cit. Rohman dan Riyanto, 2006). Hal ini dikarenakan potensi antioksidan yang terdapat dalam tanaman dan buah-buahan tersebut seperti karoten, flavonoid, dan komponen fenolik lain (Ames et al., 1993 cit. Teow et al., 2006), juga vitamin C dan E (Frei, 1999 cit. Windono, 2001).
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa antioksidan alami (termasuk penangkapan radikal) sering dihubungkan dengan keberadaan senyawa-senyawa fenolik dan flavonoid (Zou et al., 2004 cit. Rohman dkk., 2009). Senyawa fenol telah diketahui memiliki berbagai efek biologis seperti aktivitas antioksidan sebagai pereduksi, penangkap radikal bebas, pengkelat logam, peredam terbentuknya oksigen singlet serta pendonor elektron (Karadeniz et al., 2005).
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif adalah radikal bebas, senyawa ini terbentuk di dalam tubuh dan dipicu oleh bermacam-macam faktor (Winarsi, 2007). Sadikin (2001) berpendapat bahwa serangan radikal bebas terhadap molekul sekelilingnya akan menyebabkan terjadinya reaksi berantai, yang kemudian menghasilkan senyawa radikal baru.
Dampak reaktivitas senyawa radikal bebas mulai dari kerusakan sel atau jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif, hingga kanker.Oleh karena itu tubuh memerlukan substansi penting, yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa radikal bebas tersebut (Karyadi, 1997).
Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid. Setiap tumbuhan umumnya mengandung satu atau lebih senyawa kelompok flavonoid dan memiliki komposisi kandungan flavonoid yang khas (Indrawati & Razimin, 2013). Flavonoid terdapat hampir di semua bagian tumbuhan, seperti daun, akar, kulit tepung sari, nektar, bunga, buah dan biji (Neldaati et al., 2013).
Senyawa flavonoid memiliki aktivitas antioksidan yang dapat meningkatkan pertahanan diri dari penyakit yang diinduksi oleh radikal bebas. Aktivitas antioksidan pada senyawa flavonoid diketahui memiliki potensi untuk mencegah terjadinya penumpukan lemak sehingga mampu mengatasi masalah obesitas yang menjadi penyebab penyakit DM (Anwar, et al., 2017). Selain itu senyawa flavonoid juga diketahui dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung dan kanker (Ukoha et al., 2011).
Rambut jagung merupakan bagian dari tanaman jagung yang belum dimanfaatkan secara efektif karena dianggap sebagai limbah. Rambut jagung mengandung senyawa antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Selain mengandung senyawa antioksidan, rambut jagung memiliki khasiat sebagai obat tradisional.
Hasil penelitian Nessa et al. (2013) membuktikan bahwa ekstrak rambut jagung memiliki efek diuretik dan daya larut batu ginjal. Khasiat yang terkandung dalam rambut jagung dapat diperoleh melalui olahan dari rambut jagung, salah satunya adalah minuman herbal. Chan et al, (2012) menyatakan bahwa minuman herbal terdiri dari tanaman herbal yang dikonsumsi dalam bentuk teh, yaitu infus bagian tanaman yang direbus atau diseduh dengan air mendidih. Minuman herbal terkenal karena aromanya, sifat antioksidan yang dimiliki, dan aplikasinya pada bidang kesehatan. Salah satu senyawa antioksidan adalah senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid yang dapat diisolasi dari ekstrak rambut jagung adalah golongan maysin, c-glikosilflavon. Selain itu juga mengandung volatil, terpenoid, derivat sinamat, glukosa, rhamnosa, dan mineral (sodium, potassium, zinc, zat besi, dan klorida) (Hasanudin et al., 2012).
Ekstrak rambut jagung mengandung komponen bioaktif flavonoid, saponin, tanin, phlobatanin, fenol, alkaloid, dan glikosida jantung. Komponen tersebut menunjukkan bahwa senyawa yang ditemukan pada ekstrak rambut jagung berkontribusi terhadap bidang farmasi (Sholihah et al., 2012).
Senyawa antioksidan mampu menangkap radikal bebas dan logam Fe. Anies (2009) menyatakan bahwa radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil, sangat reaktif, dan merusak jaringan. Senyawa radikal bebas timbul akibat proses kimia kompleks dalam tubuh, berupa hasil sampingan dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada waktu bernafas, metabolisme sel, olahraga berlebihan, peradangan, polusi asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pencemar, radiasi matahari atau radiasi kosmis. Sumardjo (2009) menyatakan bahwa Fe merupakan salah satu logam berat yang bersifat esensial karena memiliki peranan dalam fungsi biologis. Fe sebagai ko-enzim dari enzim peroksidase tetapi dapat menimbulkan gangguan apabila jumlahnya berlebih.
Comments
Post a Comment